Tidak Ada Kata Berhenti Kawan!

GP. Purwokerto. Penyelenggaran Muktamar Tokoh Umat (MTU) 1437 H yang telah diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di berbagai kota pada dua hari kemarin (23-24/4) secara umum berjalan sukses dan lancar. InsyaAllah, kesuksesan dikota lain nya pun dapat terwujud. Namun di beberapa kota muncul pertentangan dan penolakan. Entah penolakan terhadap HTI sebagai partai politik ataukah terhadap ide Syariah dan Khilafah. Kita semua perlu berhusnudzan hal itu terjadi dikarenakan belum paham nya mereka terhadap HTI pun dengan ide Syariah dan Khilafah. Maka, wajib pula untuk memberikan pemahaman yang benar atas hal tersebut. Dan itulah salah satu aktivitas dakwah.

Dewasa ini beredar informasi dan juga tanggapan terkait HTI serta Ide Syariah dan Khilafah. Baik itu yang perlu diapresiasi oleh kita, ada yang perlu kita tanggapi seadanya, pun ada yang perlu ditanggapi secara serius. Namun, ingatlah kita perlu fokus pada tujuan, bukan hanya-melulu mengurusi ‘hal-hal yang perlu ditanggapi seadanya’, karena sebenarnya terkait hal tersebut sudah umum orang ketahui dan sedikit banyak sudah dimengerti. Namun, saat keadaanya semakin tidak terkendali, mungkin hal yang perlu ditanggapi seadanya itu akan meningkat level nya, hingga perlu ditanggapi secara serius.

Sudah dari awal Hizbut Tahrir memilih bergerak dalam aktivitas politik. Aktivitas politik dalam arti Riayah Suunil Ummah (mengurusi urusan rakyat). Ini lah arti politik dalam islam. Bukan selalu diidentikan pada proses pemilu, perwakilan rakyat, serta yang lain nya. Toh, sebenarnya itu hanya cara, tujuan sebenarnya tetap mengurusi urusan rakyat. Namun, inilah aneh bin lucu nya sistem demokrasi, yang tujuan sebenarnya untuk mengurusi urusan rakyat malah menjadikan rakyat semakin tercekik dengan kebijakan dalam segala perundang undangannya. Lihatlah UU Minerba, UU SDA, Kebijakan BPJS, serta yang lain nya, Apakah ini yang disebut dengan mengurusi urusan rakyat?

Sejak awal pula Hizbut Tahrir ‘mendeklarasikan’ untuk berjuang bersama umat dalam mengurusi urusan rakyat. Hizb memandang saat ini, dimana ketiadaan Kepemimpinan Umat Islam yang satu menyebabkan Umat dicabik-cabik oleh para penjajah. Maka, melakukan aktvitas politik dengan melawan penjajahan saat ini merupakan sebuah kewajiban pun juga sebagai sebuah sudut pandang yang perlu ditekankan. Seperti disampaikan oleh Allamah Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani dalam Kitab Mafahim Hizbut Tahrir, halaman 124:

“Maka dari itu, melakukan aktivitas politik untuk melawan penjajahan saat ini merupakan keharusan. Hal ini dilakukan untuk memerangi kepemimpinan ideologi asing dan senantiasa mewaspadai bahaya serangan asing yang ditunjukan ke negeri-negeri Islam. Mengemban dakwah secara benar dilakukan dengan melawan bahaya kepemimpinan berfikir asing. Karena itu, perlawanan terhadap penjajahan asing wajib dijadikan sebagai hirju az-zawiyah (sudut pandang perspektif) dalam perjuangan politik”

Perjuangan politik ini dilakukan dengan melakukan berbagai penentangan terhadap sistem kehidupan, berbagai macam undang-undang Barat, serta berbagai kebijakan yang bersumber dari Barat. Ternyata sebuah fakta mencengankan, hampir 60 UU yang di sah kan oleh DPR itu merupakan pesanan asing. Inilah sejatinya realitas pelaksanaan dan penerapan UU dalam sistem demokrasi. Sangat mengerikan. Maka, wajar akhirnya, aktivitas ‘politik’ dalam sistem demokrasi tidak sama sekali mengurusi urusan rakyat, tapi malah akhirnya mengurusi urusan Asing pun saat ini ditambah Aseng! Begitupun dengan melakukan penentangan terhadap hadlarah (peradaban) Barat secara mutlak. Namun, hal ini bukan berarti menolak beragam macam madaniyah (produk sains dan teknologi) tentu dimana madaniyah tersebut tidak terracuni oleh hadlarah.

Aktivitas politik juga mengharuskan kita untuk mengetahui dan paham, pola pergerakan penjajah Barat. Dimana wajar bagi mereka untuk selalu memberikan dukungan di negeri jajahannya melalui kaki tangan nya untuk mempropagandakan kebijakan politiknya dan kepemimpinan ideologinya. Mereka akan memberikan bantuan kepada agen-agen nya diberbagai negeri untuk membendung harakah (gerakan) Islam. Mereka menawarkan beragam bentuk, baik harta maupun lainnya, walaupun pada waktu yang sama, para penjajah akan menggunakan seluruh kekuatannya untuk memberantas seluruh harakah (gerakan) Islam.

Maka, tentu perjuangan ini tidak lah mudah. Aktivitas politik dalam arti yang sesungguhnya untuk mengurusi urusan rakyat ini tentu akan menemui beragam hambatan dan rintangan. Tidak hanya penjajah secara real yang akan kita hadapi, namun mereka dapat melakukan melalui kaki tangan nya untuk membenturkan satu dengan yang lainnya. Persis seperti apa yang sudah tertera dalam lembaran-lembaran buah pemikiran organisasi think thank Amerika, Rand Corporation. Mereka mengkotak kotak an kaum muslim menjadi, tradisonalis, moderat, dan radikal/fundamental, seraya mereka mengusulkan untuk membenturkan antar satu dengan yang lain nya. Hingga, umat Islam akan sibuk dengan urusan tersebut dan pada akhirnya lupa dengan Penjajahan yang Barat lakukan terhadap umat Islam. Maka, sejatinya itulah strategi belah bambu yang dilancarkan Negara Kafir Barat untuk menguatkan cengkramannya di negeri negri muslim, secara keseluruhan.

Atas dasar itu kita perlu memahamkan hal ini ditengah tengah umat. Jangan sampai hal ini terus berlarut-larut terjadi dalam diri umat islam. Umat islam perlu bersatu dan memahami bahwa sesungguhnya musuh bersama, adalah Kafir Barat. Mereka menjajah negeri yang kita cintai ini, Indonesia juga beragam negeri muslim lainnya. Mereka menyedot sumber daya alam dengan begitu banyak, lantas meninggalkan ‘limbah dan kebakaran’ yang akhirnya menyiksa rakyat.

Memang perjuangan ini tidak lah semudah membalikkan telapak tangan, perlu menurunkan ego, nafsu kedudukan, dan nafsu-nafsu lain. Seraya kita terus mendekatkan diri dan berdoa kepada Allah SWT. Seperti yang Allamah Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani katakan dalam bagian akhir kitab Mafahim Hizbut Tahrir, beliau berdoa seperti berikut :

“Hanya kepada Allah kami memohon dan hanya kepada-Nya kami berdo’a, semoga Dia berkenan mengulurkan pertolongan-Nya kepada kami dalam mengemban tugas besar ini. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan”.


Terakhir, saya berpesan khusus untuk diri saya pribadi dan umumnya kita semua, sungguh, Tak Ada Kata Berhenti, Kawan! dalam perjuangan ini. (Penulis : M Imaduddin S, Aktivitis GEMA Pembebasan Daerah Purwokerto)

Wallahu’alam Bishowab

Sumber :
- Kitab Mafahim Hizbut Tahrir karya Allamah Syaikh Taqiyuddin An Nabhani.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Tidak Ada Kata Berhenti Kawan!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel